Sektor pariwisata diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang, Jawa Timur. Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan, dengan adanya peningkatan jumlah wisatawan ke Kota Malang pada libur akhir tahun, diharapkan bisa mendorong belanja yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara makro.
Dengan peningkatan rata-rata okupansi hotel di wilayah Kota Malang tersebut, lanjutnya, juga akan memberikan dampak positif terhadap sektor restoran. Dengan peningkatan konsumsi wisatawan pada restoran, juga akan meningkatkan pendapatan pajak Kota Malang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Kota Malang, Jawa Timur, pada periode Oktober 2022 tercatat mengalami kenaikan sebesar 7,95 poin dibanding bulan sebelumnya.
Sektor industri perhotelan di Jawa Timur (Jatim) pada 2023 diperkirakan akan semakin membaik seiring dengan pulihnya perekonomian dan dicabutnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Dwi Cahyono mengatakan, okupansi hotel di Jatim selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mencapai 76 persen. Menurutnya, paling banyak yang dituju adalah daerah-daerah yang memiliki destinasi wisata.
Sementara itu, konsultan properti, Colliers International mencatat kinerja sektor perhotelan di Surabaya pada 2022 saja sudah menunjukkan perbaikan dan pemulihan yang bagus. Tingkat hunian rata-rata pada 2022 sudah berada di angka 70 persen.
“Secara keseluruhan performa hotel selama 2022 sudah membaik bahkan bisa dikatakan selama periode pandemi 2020 – 2022, performa hotel pada 2022 adalah yang terbaik dan dibarengi dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang terus meningkat,” kata Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto.